Selasa, 10 April 2012

KEUNIKAN IMPES LAMPION KHAS JEPARA




Indonesia memiliki lampion-lampion tradisional diantaranya Gresik punya lampion tradisional bernama Damar Kurung, Solo pun terdapat lampion tradisional bernama Ting, Semarang memiliki lampion tradisional bernama Teng-Teng . Tidak kalah dengan yang lain Jepara juga memiliki lampion khas yang bernama Impes. Dinamakan Impes kemungkinan dari kata “Mimpes” yang artinya “Mengempes”. Impes sendiri merupakan lampion yang bisa di mekarkan dan juga bisa di lipat. Seperti Damar Kurung dan Ting, Impes juga merupakan alat penerangan yang terdapat juga pengaruh Tiongkok. Karena Impes berasal dari Jepara yaitu daerah Kecamatan Kalinyamatan tepatnya daerah Desa Robayan dan Desa Kriyan yang notabennya bekas Kota di dalam benteng Kerajaan Kalinyamat,  yang merupakan tempat tinggal Ratu Kalinyamat dan Para Bangsawan, juga tempat tinggal para pegawai Keraton Kalinyamat, Ulama, Saudagar, dan tempat tinggal orang Tiongkok, dari sinilah awal dimana Impes lahir. Sehingga pada malam hari para bangsawan, prajurit, orang tiongkok, menggunakan lampion.
 
Impes dahulunya di Kalinyamatan menjadi alat penerangan sebelum ada listrik, ketika sedang berjalan keluar rumah dan ketika masuk rumah Impes tersebut dimatikan lampunya kemudian Impes di lipat dan di simpan, karena penerangan di dalam rumah menggunakan uplik.

Impes dahulu di jadikan penerangan di acara Nisfu Sya’ban yang disebut Baratan (Beratan). Setiap 15 hari sebelum Ramadhan (Nisfu Sya'ban) selalu di peringati dengan menyalakan lilin, obor, ataupun impes di depan rumah, Sedangkan anak muda membawa obor atau impes mengelilingi kampung, karena dahulu belum ada listrik, dan juga karena Nisfu Sya'ban merupakan penutupan buku catatan amal bagi umat Islam, maka dengan di nyalakan obor di depan rumah dan membawa obor, impes, keliling kampung harapanya catatan amal warga sekampung diharapkan terang alias baik.

Impes biasanya dijual ketika dua minggu sebelum Tradisi Baratan (Beratan). Kini tradisi kampung-kampung di Desa Robayan dan Desa Kriyan tersebut mulai di tinggalkan sedikit demi sedikit, Sebab sekarang sudah terdapat listrik dan penerangan di setiap kampung.
 
Oleh karena itu pemerintah menggelar acara  Pesta Baratan untuk menjaga tradisi Baratan.  Pesta Baratan tidak hanya rombongan orang yang membawa obor ataupun impes yang berkeliling, Tetapi ditata dengan diadakan arak-arakan ala Kerajaan Kalinyamat tetapi tidak meninggalkan unsur obor dan juga lampion khas Jepara yaitu impes, terbukti adanya peserta arak-arakan yang menggunakan Impes dan Obor dalam acara tersebut.

1 komentar: