Indonesia memiliki
lampion-lampion tradisional diantaranya Gresik punya lampion tradisional
bernama Damar Kurung, Solo pun terdapat lampion tradisional bernama Ting,
Semarang memiliki lampion tradisional bernama Teng-Teng . Tidak kalah dengan yang
lain Jepara juga memiliki lampion khas yang bernama Impes. Dinamakan Impes
kemungkinan dari kata “Mimpes” yang artinya “Mengempes”. Impes sendiri
merupakan lampion yang bisa di mekarkan dan juga bisa di lipat. Seperti Damar
Kurung dan Ting, Impes juga merupakan alat penerangan yang terdapat juga
pengaruh Tiongkok. Karena Impes berasal dari Jepara yaitu daerah Kecamatan
Kalinyamatan tepatnya daerah Desa Robayan dan Desa Kriyan yang notabennya bekas
Kota di dalam benteng Kerajaan Kalinyamat, yang merupakan tempat tinggal Ratu Kalinyamat
dan Para Bangsawan, juga tempat tinggal para pegawai Keraton Kalinyamat, Ulama,
Saudagar, dan tempat tinggal orang Tiongkok, dari sinilah awal dimana Impes
lahir. Sehingga pada malam hari para bangsawan, prajurit, orang tiongkok,
menggunakan lampion.
Impes dahulunya di Kalinyamatan menjadi alat penerangan sebelum ada listrik,
ketika sedang berjalan keluar rumah dan ketika masuk rumah Impes tersebut
dimatikan lampunya kemudian Impes di lipat dan di simpan, karena penerangan di
dalam rumah menggunakan uplik.
Impes dahulu di
jadikan penerangan di acara Nisfu Sya’ban yang disebut Baratan (Beratan).
Setiap 15 hari sebelum Ramadhan (Nisfu Sya'ban) selalu di peringati dengan
menyalakan lilin, obor, ataupun impes di depan rumah, Sedangkan anak muda
membawa obor atau impes mengelilingi kampung, karena dahulu belum ada listrik,
dan juga karena Nisfu Sya'ban merupakan penutupan buku catatan amal bagi umat
Islam, maka dengan di nyalakan obor di depan rumah dan membawa obor, impes,
keliling kampung harapanya catatan amal warga sekampung diharapkan terang alias
baik.
Impes biasanya dijual ketika dua minggu
sebelum Tradisi Baratan (Beratan). Kini tradisi kampung-kampung di Desa Robayan
dan Desa Kriyan tersebut mulai di tinggalkan sedikit demi sedikit, Sebab
sekarang sudah terdapat listrik dan penerangan di setiap kampung.
Oleh karena itu pemerintah menggelar
acara Pesta Baratan untuk menjaga
tradisi Baratan. Pesta Baratan tidak
hanya rombongan orang yang membawa obor ataupun impes yang berkeliling, Tetapi
ditata dengan diadakan arak-arakan ala Kerajaan Kalinyamat tetapi tidak
meninggalkan unsur obor dan juga lampion khas Jepara yaitu impes, terbukti
adanya peserta arak-arakan yang menggunakan Impes dan Obor dalam acara
tersebut.
OK
BalasHapus